Mencarari pelaku bisnis yang menjalankan bisnisnya dengan cara yang baik dan elegan saat ini sangat sulit untuk di temukan, karena banyak pebisnis yang sudah menerapkan hukum rimba dalam menjalankan bisnisnya. Apakah hukum rimba dalam bisnis itu ?
Hukum rimba dalam bisnis adalah prilaku pebisnis yang menerapkan strategi, yang penting untung besar untuk diri sendiri dengan cara apapun, walaupun cara yang di lakukannya akan berakibat merugikan orang lain.
Tipe pebisnis seperti ini bukan tanpa sebab, biasanya mereka juga pernah menjadi bagian dari obyek penderita masa lalu saat masih merintis bisnis atau masih belum mendapatkan hasil yang besar dari bisnis mereka sendiri.
Atau biasanya karakter dan pribadi seseorang juga sangat mempengaruhi bagaimana dia menjalankan bisnis, jika seseorang yang memiliki karakter serakah, maka karakter itu akan selalu terbawa dalam melakukan tindakan bisnis yang di lakukan, sehingga keserakahannya itu akan di terapkan dalam kegiatan bisnis yang di lakukannya, dan kadang apa yang mereka lakukan itu adalah hal biasa saja oleh diri mereka sendiri, walaupun langkah serakah dalam menjalankan bisnis yang di jalankan dapat berdampak kerugian untuk orang lain, mereka tetap tidak peduli.
Hukum rimba dalam bisnis lebih kejam jika di bandingkan hukum rimba yang ada di alam sendiri, sebab kadang perilaku para pebisnis yang menerapkan hukum rimba dalam setiap gerakannya berbisnis lebih kejam dari hukum rimba yang sebenarnya yang di lakukan hewan sendiri di alam rimba.
Penyebab lain dari munculnya praktek berbisnis dengan menerapkan hukum rimba, selain karena karakter dari sifat pelaku bisnis itu sendiri, hukum rimba juga muncul karena beberapa hal, diantaranya adalah :
- Hukum rimba adalah kompetisi jahat para pelakunya, karena mereka berfikir jika mereka tidak memakan lebih dulu, maka mereka akan di makan kelak, jadi sifat ingin cepat dapat hasil berlimpah walau harus mengorbankan orang lain yang terlibat dalam bisnis milik mereka benar-benar tidak di perdulikan, yang penting para pelaku hukum rimba dapat mengantongi untuk banyak.
- Hukum rimba juga terjadi karena pemahaman dari prinsip ekonomi yang salah diartikan atau salah dalam pemahaman, dimana kita tahu bahwa prinsip ekonomi itu adalah dengan pengorbanan sekecil-kecilnya lalu mendapatkan hasil sebesar-besarnya. Sedikit bekerja banyak untung, sedikit berkorban banyak hasil, sedikit mengeluarkan tenaga banyak laba, hal ini akan memupuk jiwa serakah yang cenderung akan hanya memikirkan hasil besar tanpa peduli dengan upaya yang sesuai.
- Pernah mengalami kegagalan, baik kehilangan modal, tertipu dengan orang lain dalam bisnis sehingga mengakibatkan munculnya sifat hati-hati yang berlebihan, hati-hati berlebihan akan memicu prilaku kurang menghargai hasil karya orang lain atau bahkan akan mengabaikan hasil karya orang lain, walaupun apa yang di kerjakan oleh orang lain itu bagus dan memuaskan, mereka tidak akan perduli sama sekali, jika mereka harus membayar hasil pekerjaan orang lain, maka orang yang memiliki sifat serakah akan menghargai karya orang lain itu dengan sekedarnya, bahkan para pebisnis yang menerapkan hukum rimba ini akan berusaha untuk mengakali agar bayaran yang harus dia keluarkan sekecil mungkin, atau jika dia tetap harus mambayar mahal dia akan berhitung apakah pekerjaan orang lain itu sesuai tidak dengan bayaran yang harus mereka keluarkan.
- Iman sudah terhapuskan dalam praktek bisnis, bahkan para pelaku bisnis yang menerapkan hukum rimba adalah mereka yang lebih banyak tahu tentang hukum agama, bahkan hukum agama sama sekali di abaikan dan di lupakan jika berada dalam pertimbangan untung dan rugi dalam berbisnis yang mereka lakukan.
Penerapan hukum rimba yang di lakukan oleh banyak pebisnis di jaman modern ini juga di sebabnya kurangnya kepekaan dan rasa empati di dalam diri, bahkan kadang mereka tahu dan merasa apa yang mereka terapkan dalam menjalankan bisnisnya salah dan tidak benar, tetapi tetap terus di jalankan dengan sadar.
Keadaan inilah yang akan membenarkan papatah banyak orang bahwa “Yang kaya semakin kaya, dan yang miskin semakin miskin. Penyebabnya bukan si miskin itu malas, tetapi si miskin tidak pernah di berikan kesempatan untuk berkarya, bahkan jika si miskin mampu berkarya sangat bagus dan layak untuk di berikan penghargaan, ternyata penghargaan itu tak pernah datang, sekalipun penghargaan itu datang, harga yang di berikan sangat tak pantas dengan hasil karya yang telah di buatnya.
Semoga menjadi inspirasi untuk kita semua, mari kita cegah cara berbisnis yang menerapkan hukum rimba, sehingga kita lebih baik dalam memberikan penghargaan yang lebih baik kepada hasil karya
orang lain.
Sumber : www(dot)depok-bisnis-info(dot)com
0 komentar:
Posting Komentar